Kamis, 19 Desember 2013

BANK BRI Cab. Rempoa

BANK BRI Cab. Rempoa


Ketika itu saya di suruh membayar iuran semester di kampus via bank. Siang itu kami berangkat naik kendaraan umum.
Setelah sampai di lokasi, kami pun masuk ke dalam dan di sambut hangat, bersahabat, senyum (tipe zoo)  dan tanpa rasa ‘over attention’, dan kamipun merasa sangat nyaman. Kami di tanyakan tujuan dari kedatangan kami untuk apa? Dan di persilahkan langsung ke counter (karena saat itu memang sedang sepi)
Setelah di sambut dengan sangat nyaman oleh teller bank, kamipun ditanya dan di berikan prosedu pembayaran agar proses pembayarannya dijalankan dengan mudah.
Setelah kami melakukan transaksi, ibu saya berencana akan transfer uang saku ke rekening saya, setelah sampai ATM (posisinya di luar gedung bank) ternyata di dalem sedang ada orang lain sedang melakukan transaksi, kamipun menunggu cukup lama dan kebetulan saat itu sangat lama, dan tak di sangka, security BRI memanggil kami untuk menunggu di dalam. Saya pun terkejut dan tidak menyangka akan di perlakukan seperti demikian. Dan kemudian datanglah orang lain yang ingin melakukan transaksi lagi di atm, kemudian orang  tersebut di suruh masuk dan di suruh masuk security dan mengantri. Setelah kami selesai melakukan proses transaksi tersebut, kamipun pulang


Kesimpulan :

Karena sengitnya persaingan antar bank, sehingga bank juga mementingkan kualitas pelayanan karyawan agar si konsumen nyaman

SARIATER VS IMAH SENIMAN

SARIATER VS IMAH SENIMAN

Kelompok saya diberi tugas untuk mencari data base venue-venue di bandung, kamipun membagi tugas dan mendapoatkan bagian, venue outbound.. Setelah di bagi tugas, kamipun pergi kesariater.
 VS
SARIATER
saya bersama teman saya pergi pada siang hari ke sariater dengan motor. Saya berangkat pada pukul 12.00. dengan motor. Karena perjalanan yang cukup jauh dan kamipun terkena hujan + macet. Kamipun sampai pukul 15.00.
setelah sampai di lokasi, kamipun di sambut dengan preman sekitar yang menawarkan villa-villa rumah sekitar. Yang saya heran kemana perginya security/ pengaman daerah setempat? Sayapun mengabaikannya hingga saya bertemu security yang memakai seragam, dengan pelayanan yang seperti freezer, memang rapih pakaiannya, tapi terlalu kaku dan tidak membuat nyaman kami berdua karena malahan dia tidak mencerminkan sikap pelayanan. Walaupun kesan pertama sangat mencerminkan judgement pertama kita.
Kamipun pergi dan masuk ke bagian, marketing kemudian kami  di sambut  ‘lagi’ cukup dingin (menurut saya) oleh FO nya.
‘Selamat siang mbak, bias bertemu dengan bagian marketing ?’ (saya yang memulai PERCAKAPAN)
‘selamat siang mas, dari mana yah mas?’ ucap karyawan tersebut sambil membuka buku (mungkin buku tamu)
‘dari enhaii mba’
‘sebelumnya sudah buat janji mas?’
‘belum tuh mba’
‘oh, sebentar yah nanti saya hubungi bagian marketingnya, silahkan tunggu di lobby’
Teman saya pun langsung menuju lobby sedangkan saya menuju toilet, dan memang sudah seharusnya sariater yang sudah terkenal hingga luar jawabarat memiliki toilet yang bersih dan rapih.
Ketika kembali untuk ke lobby dan saya agak tergesa-gesa, karena takut bagian marketingnya telah sampai. Sesampainya di lobby ternyata belum dating, karena bosan menunggu sayapun membaca majalah yang terletak di samping kanan meja. Setelah pukul 16.30 sayapun agak marah karena ketika perjalanan kemari, kami pun rela menembus hujan hingga baju kami cukup basah. Dan setelah membaca 2 majalah yang berbeda, bagian marketingnyapun belum dating juga, dan kamipun kembali ke FO untuk menanyakan diman bagian marketingnya.
‘selamat siang mba’ (saya lagi yang memulai greeting)
Siang mas, ada yang bisa saya bantu?’
‘ini kami mba, yang tadi udah kesini, dan di suruh nunggu marketinya di lobby’
‘darimana yah mas?’
‘dari enhaii mba’ jawab saya menahan rasa kesal
‘ooh, sebentar ya mas. Karyawan yang menjaga FO tadi pun masuk kedalam ruangan bagian belakang FO, dan ternyata disanalah bagian marketingnya, dan ternyata si mba itulah yang keluar. Yausdah lah demi tugas kampus (ucap saya dalam hati). Disanapun kami bertanya-tanya mengenai data-data yang perlu untuk di Tanya dan karyawan tersebut tidakbisa menjawab semuanya higga ia menelfon seseorang (mungkin bagian markeeting) untuk dating ke sini. Dan setelah sampai orang yang sudah berumur 40-an, karyawan yang tadi pun meninggalkan kami tanpa greeting dan kembali ke bagian FO, disana ternyata bapa-bapa tua tersebut tidak dapat menjawab komplit dengan alasan ‘saya baru pindah dari devisi lain’ itu adalah alasan yang paling konyol dari karyawan pada suatu industry. Kamipuin di beri kartunama atasannya untuk di hubungi.
Kamipun pulang dengan tangan kosong

IMAH SENIMAN

Keesokan harinya kamipun pergi ke imah seniman untuk mensurvei tugas kami yang selanjutnya. Dengan mengendarai motor hingga kamipun sampai.
Setelah sampai kamipun di sambut agak kaku dengan penjaga parir yang berpakaian bebas. Dan memberi tiket untuk bayar di awal. Kamipun di unjuki front office.
Setelah kami sampai, kamipun menanyakan data-data yang harus di dapat dan si marketingnya itu terlihat muda tetapi dia menguasai seluruh materi yang ditanyakan, kamipun di tawari untuk melihat-lihat sambil di guide oleh karyawan yang bertugas.
Setelah menerima informasi yang di buthkan, kamipun mendatangi orang yang di maksud tadi dan kamipun meminta info-info yang di buthkan dan ternyata si pemandunya hafal juga dan bersahabat, sehingga kamipun nyaman (walaupun ia izin untuk merokok) dan tanpa di bayar. Setelah berkeliling, kamipun di sambut dengan welcome drink.
Setelah maghrib, kamipun pulang ke kosan masing-masing dengan hasil yang memuaskan.
KESIMPULAN

Ketenaran sariater membuat kurangnya perhatian di piranti-piranti kecilnya seperti pelayanan ke konsumen, sedangkan imah seniman tidak terlalu axis sehingga ia berusaha semaksimal mungkin

Senin, 02 Desember 2013

AMANDA DAN KARTIKA SARI

Amanda
Ketika itu saya pertamakali ke toko kue yang resmi, dan membelinya. Pertama masuk saya langsung di sambut oleh tunkang parkir di toko Amanda. Dengan muka datar dan akan menyambut setiap pengunjung yang memiliki kendaraan, tanpa senyum dan ekspresi dingin. Lalu saya masuk kedalam meninggalkan teman saya di depan toko Amanda. Ketika saya masuk, saya di sambut dengan semua pelayan dengan dingin, tanpa ekspresi. Lalu saya menuju kasir untuk membeli pisang bolen. Barulah saya di sambut hangat oleh penjaga kasir.
‘ selamat siang mas, ada yang bisa di bantu? ‘
‘ siang teh, saya mau membeli ….’ Saya kebetulan lupa namanya
‘ yang mana mas? ‘
‘ yang itu teh’ kata saya sambil menujuk brownis standard
‘pisang bolen? ‘ kata si pelayan
‘iya mbak yang itu, yang 1 rasa keju yang 1 rasa coklat’
‘berapa mas ?’
‘masing-masing 1 aja teh ‘
Si penjaga kasir langsung meminta temanya untuk mengambil brownis yang di maksud.
’70 ribu mas’ ucap si pelayan sambil memasukan harga ke mesin kasir
Saya pun memberikan uang sya berikut mengambil kembaliannya.
‘terimakasih teh’ karena saya sudah terbiasa, dan seharusnya si pelayang yang biasanya mengucapkan terimaksih
‘ iya mas terimakasih’ sambil senyum yang tidak terlihat terpaksa
Saya pun meninggalkan toko brownies Amanda dan langsung pergi ke toko brownies kartikasar, karena saya rencananya membandingkan harga dan rasa untuk berlangganan saya ketika mebelikan keluarga saya oleh-oleh.
Kartika sari
Berhubung berdekatan  dan saling bersaingan saya langsung ke toko kartikasari, karena sesuai arus kendaraan di depan stasiun kereta api di pasir kaliki.
Ketika sudah sampai, seperti biasa saya di sambut tukang parkir, namun tukang parkir ini member senyum yang terlihat tidak terpaksa, saya langsung bertanya karena di depannya hanya ada parkiran mobil.
‘parkir motor dimana yah pak?’
‘Sebelah sana mas’ saya pun langsung parkir di tempat yang di maksud dan kali ini saya mengajak teman saya masuk ke dalam.
Ketika sudah di dalam seperti di toko Amanda saya di tidak di sambut, namun ada 2 orang yang menyambut saya. Saya pun langsung menuju kasir namun si penjaga kasir sedang berbicara dengan pegawai lain sambil melayani costumer lain. Mungkin mereka sedang membahas kue yang di pesan si pelanggan. Sembari menunggu saya bersama teman say melihat-lihat kue namun yang saya bingung kenapa pelayan lain masih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sedangkan saya tidak di layani.
Setelah pelayan yang tadi pergi dan ternyata membeli kue ulang-tahun saya pun menuju kasir.
‘Selamat siang mas, ada yang bisa saya bantu?’
‘saya pesan pisang bolen, rasa keju 1 rasa coklat 1’
Si penjaga kasir langsung menyuruh pegawai lain mengambilkanya,
‘ada lagi mas?’
‘udah teh, berapa semuanya ?’
’80 ribu mas’ kata si penjaga kasir sambil mengetik harga di mesin kasir
Sayapun langsung membayar dan pelayanya langsung memberikan kembaliannya sambil berkata
‘terimakasih mas’
‘sama sama teh’
KESIMPULAN     :

Pelayanan suatu perusahaan sesuai  dengan harganya. Meskipun lebih enak pisang bolen perusahaan Amanda, tapi kartika sari pelayanannya sedikit lebih memuaskan di banding Amanda.

vs